Oleh : Adinda
Zakiyatun Nauvali - PK IMM FIKES UHAMKA
“Dan
janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan oleh Allah
kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada
bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari
apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya.
Sungguh Allah Mengetahui segala sesuatu.” (QS. An-Nisa’(4) : 32)
Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah sebuah organisasi mahasiswa yang mengamalkan nilai
Al-quran dan sunah dalam hidupnya. Termasuk di zaman millenial ini, akan tetapi
banyak yang terlupa akan hakikat keberadaannya kini. Mereka terlalu asyik
mengikuti peradaban yang sangat modern ini hingga melupakan perannya di
masyarakat. Terutama mengenai fungsi perempuan dalam Ikatan.
Anggota
perempuan dalam IMM sering dipanggil dengan sebutan Immawati. Panggilan
tersebut, merupakan gelar yang diberikan khusus untuk perempuan yang ada dalam
ikatan. Karena immawati memiliki peran penting dalam ikatan, Immawati sebagai
mahasiswi yang juga menjadi role model tidak hanya dalam ikatan akan
tetapi menjadi role model dalam lingkungan kampus. Menjalankan perintah Amar
Ma’ruf Nahi Munkar terkhusus untuk para perempuan. Hal inilah yang mulai
dilupakan oleh sebagian anggota immawati yang harus kita ingatkan kembali.
Immawati
memiliki posisi yang sangat penting dalam peradaban, karena sebagai role
model yang seharusnya menjadi contoh untuk ang lain. Jika kita telaah
fungsi perempuan dalam buku yang ditulis oleh Badwi Mahmud Al-Syaikh
menjelaskan bahwa perempuan memiliki peran sosial. Peran sosial di sini yaitu
perempuan berperan dalam menjaga dinamika yang ada disekitarnya. Salah satunya
peningkatan pendidikan untuk perempuan yang lain dan juga untuk menjaga
agamanya. Immawati memiliki tugas rumah yang sangat banyak, terutama
meningkatkan pengetahuan para perempuan untuk mempersiapkan generasi berikutnya
yang berawal dari diri sendiri.
Karena
sebuah perubahan berawal dari diri sendiri barulah bisa ia merubah
lingkungannya. Maka dari itu immawati memiliki peran penting dalam perubahan,
perubahan berawal dari proses belajar, maka dari itu immawati memiliki peran
dalam pembuatan ruang untuk berdiskusi dan belajar bersama perempuan yang ada disekitar
terutama dalam lingkungan kampus. Perempuan jika dijabarkan memiliki andil yang
sangat besar dalam menjaga generasi berikutnya. Sebagai madrasah pertama untuk
anak-anaknya kelak guna menjaga agamanya, diperlukan pengetahuan yang luas dalam
mempersiapkan madrasah tersebut.
Hal ini didasari oleh firman Allah dalam Al-quran :
“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang sekiranya mereka
meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir
terhadap (kesejahteraan)nya oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada
Allah, dan hendaklah mereka bertutur kata yang benar.” (QS. An-Nisa’(4) : 9)
Dari ayat ini kita diperingatkan
untuk tidak meninggalkan keturunan yang lemah, maka dalam menjalankan fungsi
perempuan nantinya yaitu sebagai madrasah pertama bagi anak-anaknya. Sudah
seharusnya kita mempersiapkan diri untuk membuat generasi yang kuat. Karena
Allah mencintai mukmin yang kuat, dengan mukmin yang kuat maka Islam akan terus
berjaya dimuka bumi. Kedamaian akan terus terasa untuk seluruh umat manusia.
Immawati
adalah sosok yang seharusnya mampu memberi contoh, untuk lingkungannya. Perlu
ruang-ruang diskusi untuk immawati sendiri dalam membahas apa yang perl
dilakukan dan dipersiapkan untuk generasinya dan generasi yang akan datang.
Disinilah Immawati berperan penting, bukan hanya untuk ikatan tapi untuk generasi
yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Al-quranul Karim.
Al-Syaikh BM. 100 Pesan Terakhir
Nabi Untuk Wanita. In: Kurniawan I, editor. VI. Bandung: Mizan Media Utama;
2013. p. 141.
Al-Mubarakfuri SS. Ar-Rahiq
Al-Makhtum - Sirah Nabawiyah. 1st ed. Ayu DS, editor. Jakarta: Qisthi Press;
2018.

0 komentar:
Posting Komentar